Kekurangan Genteng Tanah Liat untuk Rumah Modern
Memilih material atap adalah langkah penting saat membangun atau merenovasi rumah. Banyak orang masih mempertimbangkan genteng tanah liat meski sudah banyak pilihan modern. Namun, penting bagi kamu untuk memahami kekurangan genteng tanah liat sebelum memutuskan menggunakannya. Dengan begitu, kamu bisa menyesuaikan pilihan sesuai kebutuhan hunian.
Alasan Genteng Tanah Liat Tetap Populer di Era Hunian Modern
Di tengah banyaknya pilihan material atap modern seperti genteng metal, beton, atau atap polikarbonat, genteng tanah liat tetap bertahan dan bahkan masih menjadi favorit banyak pemilik rumah di Indonesia. Mungkin kamu bertanya-tanya, di era hunian modern seperti sekarang, mengapa material tradisional ini masih digemari? Jawabannya ada pada kombinasi antara keunikan, fungsi, dan nilai estetika yang sulit tergantikan.
1. Kekuatan dan Daya Tahan yang Teruji Waktu
Salah satu alasan utama genteng tanah liat tetap populer adalah daya tahannya yang sudah terbukti selama ratusan tahun. Jika dirawat dengan baik, genteng ini bisa bertahan puluhan tahun tanpa kehilangan kualitasnya.
Material tanah liat yang dibakar pada suhu tinggi menjadikannya tahan terhadap panas matahari, hujan lebat, dan perubahan cuaca ekstrem. Bahkan, genteng ini relatif tahan terhadap lumut dan jamur jika pemasangan dan kemiringan atap sesuai standar.
2. Memberikan Suasana Sejuk dan Nyaman di Dalam Rumah
Hunian modern sering kali mengedepankan kenyamanan termal. Genteng tanah liat memiliki kemampuan alami untuk menahan panas berlebih di siang hari dan mempertahankan suhu hangat di malam hari.
Sifat isolasi ini membuat ruangan di bawahnya terasa lebih sejuk tanpa harus bergantung penuh pada pendingin ruangan. Artinya, kamu juga bisa menghemat listrik dalam jangka panjang.
3. Nilai Estetika yang Klasik dan Elegan
Tidak bisa dipungkiri, genteng tanah liat memiliki keindahan visual yang khas. Warna alami cokelat kemerahan atau oranye memberi kesan hangat, klasik, dan timeless.
Bahkan, banyak desain arsitektur modern kini memadukan bentuk rumah minimalis dengan atap genteng tanah liat untuk menciptakan perpaduan tradisional-modern yang memikat.
4. Ramah Lingkungan dan Aman untuk Kesehatan
Di era yang semakin peduli terhadap lingkungan, genteng tanah liat punya nilai tambah. Material ini berasal dari tanah alami tanpa kandungan bahan kimia berbahaya.
Selain itu, proses pembuatannya menggunakan teknik pembakaran yang semakin efisien dan ramah lingkungan. Setelah masa pakainya habis, genteng tanah liat bisa didaur ulang atau dikembalikan ke tanah tanpa meninggalkan limbah berbahaya.
5. Perawatan yang Relatif Mudah
Meskipun ada anggapan bahwa genteng tanah liat mudah pecah, perawatan yang tepat membuatnya sangat awet. Pengecekan rutin setahun sekali sudah cukup untuk memastikan tidak ada genteng yang retak atau bergeser.
Jika ada kerusakan, perbaikannya pun sederhana karena genteng bisa diganti per potong tanpa harus membongkar seluruh atap.
6. Harga yang Terjangkau dan Stabil
Dibandingkan material atap premium, harga genteng tanah liat cenderung lebih bersahabat. Bahkan, dari segi biaya jangka panjang, genteng ini tergolong hemat karena daya tahannya yang tinggi dan minim perawatan.
Kekurangan Genteng Tanah Liat yang Harus Diketahui
Genteng tanah liat memang terkenal awet, sejuk, dan punya nilai estetika tinggi. Namun, seperti material bangunan lainnya, ia juga memiliki sisi minus yang perlu kamu pertimbangkan sebelum memutuskan menggunakannya. Mengetahui kekurangan genteng tanah liat akan membantumu membuat keputusan yang tepat untuk hunian, apalagi di era modern dengan banyak pilihan atap rumah.
1. Mudah Pecah saat Pemasangan atau Perawatan
Salah satu kelemahan paling umum adalah sifatnya yang rapuh terhadap benturan. Proses pemasangan membutuhkan tenaga yang berpengalaman agar genteng tidak retak atau pecah. Begitu juga saat membersihkan atau memeriksa atap, kamu harus ekstra hati-hati agar tidak menginjaknya sembarangan.
2. Bobotnya Lebih Berat Dibandingkan Material Modern
Genteng tanah liat memiliki berat yang cukup signifikan. Akibatnya, struktur rangka atap harus lebih kuat dan kokoh untuk menopangnya. Ini berarti kamu mungkin memerlukan kayu atau baja dengan kualitas tinggi yang tentu akan menambah biaya konstruksi.
3. Memerlukan Kemiringan Atap Tertentu
Tidak semua desain atap cocok menggunakan genteng tanah liat. Untuk mencegah kebocoran dan memastikan air hujan mengalir lancar, genteng ini memerlukan kemiringan minimal sekitar 30 derajat. Jadi, jika rumah modernmu mengusung desain atap datar, material ini mungkin kurang ideal.
4. Potensi Serangan Lumut dan Jamur
Meski relatif tahan cuaca, genteng tanah liat tetap berisiko ditumbuhi lumut atau jamur jika berada di daerah lembap dan teduh. Pertumbuhan lumut tidak hanya mengganggu tampilan, tetapi juga bisa membuat permukaan genteng menjadi licin dan rapuh seiring waktu.
Perawatan Rutin yang Dibutuhkan untuk Menghindari Kerusakan
Agar kekurangan genteng tanah liat tidak semakin terasa, perawatan rutin sangat diperlukan. Pembersihan atap sebaiknya dilakukan minimal dua kali setahun. Gunakan sikat lembut dan air bersih untuk menghindari kerusakan permukaan.
Pengecekan berkala juga penting untuk menemukan genteng yang retak atau bergeser. Perbaikan segera akan mencegah kebocoran yang merusak plafon. Jika dibiarkan, kerusakan kecil bisa menjadi besar dan memakan biaya besar.
Selain itu, lapisan pelindung bisa digunakan untuk mengurangi pertumbuhan lumut. Pelapisan ini juga membantu mempertahankan warna genteng lebih lama. Meski membutuhkan biaya tambahan, langkah ini bisa memperpanjang usia pakai atap.
Pastikan juga sirkulasi udara di sekitar atap tetap baik. Atap yang terlalu lembap akan mempercepat kerusakan. Dengan perawatan tepat, kekurangan genteng tanah liat bisa diminimalkan, sehingga tetap nyaman digunakan.
Kesimpulan
Genteng tanah liat memang memiliki pesona klasik yang sulit tergantikan. Namun, sebagai pemilik rumah, kamu harus sadar bahwa ada kekurangan genteng tanah liat yang tidak bisa diabaikan. Mulai dari sifatnya yang rapuh, bobot berat, hingga perawatan ekstra yang diperlukan.