Atap Jurai dan Pelana: Mana yang Lebih Cocok untuk Rumah Anda?

Atap Jurai dan Pelana: Mana yang Lebih Cocok untuk Rumah Anda?

Atap adalah elemen paling penting dan bagian krusial pada bagian rumah. Jika anda masih merasa bingung dalam pemilihan atap mana yang cocok untuk atap rumah anda. Mungkin atap jurai dan pelana bisa menjadi pertimbangan untuk anda dalam pemilihan atap. Berikut yang akan kita bahas adalah apa itu atap jurai dan pelana serta kelebihan dan kekurangan dari kedua atap tersebut.

Apa Itu Atap Jurai?

Apa Itu Atap Jurai?

Atap jurai atau yang sering sekali disebut juga jurai luar (hip). merupakan garis pertemuan antara dua bidang atap yang membentuk sudut miring ke luar.Ini adalah salah satu elemen penting dalam konstruksi atap, terutama pada jenis atap perisai (limasan) atau atap pelana dengan tambahan bidang miring. Letak jurai berada di sudut luar atap, dimana dua sisi atap bertemu dan membentuk “punggung” atau rusuk yang miring. berikut beberapa poin penting dan jenis dari jurai:

1. Point Penting Atap Jurai

  • Fungsi Struktural: Jurai berfungsi sebagai penopang bagi bidang-bidang atap yang bertemu. Rangka jurai harus kuat untuk menahan beban atap dan tekanan angin.
  • Pengarah Air: Jurai juga berperan dalam mengarahkan aliran air hujan ke sisi-sisi atap menuju talang atau langsung ke tanah.
  • Estetika: Jurai memberikan definisi visual pada bentuk atap dan berkontribusi pada estetika keseluruhan rumah. Pada atap perisai, jurai memberikan ciri khas bentuk limas yang elegan.
  • Material: Material untuk jurai biasanya sama dengan material rangka atap lainnya, seperti kayu atau baja ringan. Bagian penutup jurai (nok jurai) sering menggunakan material yang sama dengan penutup atap (genteng, metal, dll.) atau material khusus seperti seng atau uPVC.

2. Jenis-Jenis Jurai

  • Jurai Dalam (Valley): Kebalikan dari jurai luar, jurai dalam adalah garis pertemuan antara dua bidang atap yang membentuk sudut ke dalam (cekung). Jurai dalam berfungsi mengumpulkan dan mengalirkan air hujan menuju talang.
  • Jurai Gantung (Hanging Valley): Terjadi ketika dua bidang atap bertemu pada ketinggian yang berbeda, misalnya antara atap utama dan atap tambahan yang lebih rendah seperti teras atau garasi.

Apa Itu Atap Pelana?

Atap pelana adalah jenis atap bangunan yang dicirikan ole dua bidang atap miring dengan kemiringan yang sama atau berbeda, yang bertemu pada satu garis horizontal tertinggi yang membentang sepanjang bangunan, disebut bubungan (nok). Bentuk dasar atap pelana menyerupai pelana kuda jika dilihat dari sisi ujung bangunan. Berikut adalah karakteristik utama dan varian atap pelana:

1. Karakteristik Utama Dari Atap Pelana:

  • Dua Bidang Miring: Terdiri dari dua permukaan atap yang memiliki kemiringan tertentu. Kemiringan ini berfungsi untuk mengalirkan air hujan dan salju (jika ada).
  • Bubungan (Nok): Garis pertemuan tertinggi antara kedua bidang atap miring. Ini adalah titik sentral atap pelana.
  • Dua Sisi Vertikal (Gable End): Pada kedua ujung bangunan, di bawah pertemuan bidang atap miring, terdapat dinding vertikal yang disebut dinding segitiga atau gable end. Dinding ini biasanya berbentuk segitiga mengikuti kemiringan atap.
  • Sederhana dan Efisien: Bentuknya yang sederhana membuatnya relatif mudah dan murah untuk dibangun.
  • Ventilasi Alami: Ruang di bawah atap pelana, terutama di area dinding segitiga, seringkali dimanfaatkan untuk ventilasi alami, membantu menjaga suhu di dalam rumah tetap sejuk.

2. Variasi Atap Pelana:

  • Atap Pelana Simetris: Kedua bidang atap memiliki kemiringan dan panjang yang sama, bertemu tepat di tengah bubungan.
  • Atap Pelana Asimetris: Kedua bidang atap memiliki kemiringan atau panjang yang berbeda, menghasilkan bubungan yang tidak berada di tengah.
  • Atap Pelana dengan Jurai: Meskipun “jurai” lebih identik dengan atap perisai, terkadang atap pelana yang panjang dapat memiliki tambahan bidang miring kecil di ujungnya, membentuk jurai kecil.
  • Atap Pelana dengan Jurai: Meskipun “jurai” lebih identik dengan atap perisai, terkadang atap pelana yang panjang dapat memiliki tambahan bidang miring kecil diujungnya, membentuk jurai kecil.
  • Atap Pelana Bertingkat (Step Gable): Desain di mana dinding segitiga memiliki bentuk bertingkat. ujungnya, membentuk jurai kecil.

Kelebihan dan Kekurangan Atap Jurai dan Pelana

Kelebihan dan Kekurangan Atap Jurai dan Pelana

Karena “atap jurai” bukanlah jenis atap utama seperti atap pelana, melainkan elemen struktural yang terdapat pada jenis atap perisai (limasan) atau atap pelana dengan tambahan bidang miring, maka kita akan membahas kelebihan dan kekurangan atap perisai/limasan secara keseluruhan, di mana jurai memainkan peran penting. Berikut adalah kelebiha dan kekurangan dari atap jurai dan pelana:

1. Kelebihan dan Kekurangan Atap Perisai/Limas (yang memiliki Jurai):

  • Kelebihan:
    1. Lebih Tahan Angin Kencang
    2. Perlindungan Dinding Lebih Baik
    3. Tampilan Lebih Estetis dan Megah
    4. Ruang Plafon Lebih Luas
    5. Potensi Nilai Jual Lebih Tinggi
    6. Pengaliran Air Hujan Lebih Efektif
  • Kekurangan:
    1. Biaya Lebih Mahal
    2. Pemasangan Lebih Rumit dan Membutuhkan Waktu Lebih Lama
    3. Potensi Kebocoran Lebih Tinggi
    4. Sirkulasi Udara Mungkin Kurang Optimal (tanpa perencanaan yang baik)
    5. Perawatan Lebih Sulit

2. Kelebihan dan Kekurangan Atap Pelana

  • Kelibahan:
    1. Biaya Lebih Ekonomis
    2. Pemasangan Lebih Mudah dan Cepat
    3. Potensi Kebocoran Lebih Kecil
    4. Sirkulasi Udara Lebih Baik
    5. Desain Fleksibel dan Adaptif
    6. Perawatan Lebih Mudah
  • Kekurangan:
    1. Kurang Tahan Terhadap Angin Kencang
    2. Perlindungan Dinding Samping Terbatas
    3. Ruang Plafon Terbatas
    4. Estetika Mungkin Kurang Menarik Bagi Sebagian Orang

Kesimpulan

Jadi, antara atap jurai dan pelana mana yang lebih cocok menurut anda setelah membaca penjelasan diatas. Anda bisa mempertimbangkan sesuai dengan kebutuhan dan budget yang anda siapkan.

Similar Posts